04 Mei 2009

Bahaya! Ban Motor Tipe Tube Dibikin Tubeless

Banyak pemilik motor melakukan kekeliruan terhadap bannya. Entah karena mengikuti perkembangan teknologi atau mau irit biaya, mereka mengubah ban tipe tube (pakai ban dalam) menjadi tubeless (tanpa ban dalam).

"Memang, secara konstruksi, perbedaannya tidak banyak, hanya pada lapisan inner liner," jelas Aceng Zainudin dari Dept R&D Seksi Proses Development PT Suryaraya Rubberindo Industries, selaku produsen ban FDR.

Inner liner adalah bagian dalam sisi ban. Menurut Aceng, pada ban tubeless, permukaan ini dilapisi lagi dengan karet khusus. "Fungsi karet kedap terhadap udara sehingga mampu menjaga kebocoran ketika diisi angin," ujarnya.

Lapisan karet itu membentang ke seluruh permukaan dalam ban. Mulai dari bit alias bibir, baik yang kiri hingga kanan, yang mengapit velg. Adapun di tipe tube tidak ada lapisan tersebut. Perbedaan ini yang membuat harga ban tube lebih murah. Dari sisi lain, seperti konstruksi sidewall atau shoulder (pinggiran ban), katanya, tak ada perbedaan.

Hanya Aceng mewanti-wanti, jangan mengubah fungsi ban, dari tube menjadi tubeless. Memang, awalnya bisa, tapi sewaktu-waktu angin tetap keluar dari bibir velg. "Bahayanya, kejadian saat berkendara dengan kecepatan tinggi, pasti motor hilang kendali," tegas Aceng. (Eka)

Beda Gaya Hindari Gedubrak

Umumnya, teori pengereman dari kecepatan tinggi menggunakan komposisi 40 persen rem belakang dan 60 persen rem depan. Tapi awas! Pengalaman membuktikan, gaya seperti itu tidak pas untuk pengguna skubek.

Sudah banyak yang gedubrak, nggelosor di aspal pakai jurus demikian. “Untuk posisi jalan lurus dan aspal yang enggak licin, gaya ngerem begitu masih bisa dilakukan. Tapi kalau posisi motor agak miring sebelum masuk tikungan, justru potensial terpeleset,” terang Andi Fajar, pembalap seeded asal Lampung, yang sehari-hari naik skubek juga.

Logis, sih. Kan diameter roda skubek lebih kecil. Sementara kecepatan tinggi memberi dorongan beban tambahan saat braking. Wajar kalau dipaksa malah jadi gampang terpeleset. “Apalagi, sekarang banyak modif rem depan dengan piringan gede dan cakram yang kekuatannya lebih. Kalau enggak pas komposisinya, peluang sangat besar,” tambah Andi yang sering menjumpai kasus serupa, terutama pada cewek pengguna skubek.

Cara pengereman di balap skubek bisa jadi referensi. Meski ngebut dan nikung, mereka jarang terpeleset. “Caranya tentu beda dengan bebek atau motor sport yang bejek rem depan lebih kuat,” terang Ergus, pembalap asal Ciputat, yang kini sering balap skubek juga.

Begini jurusnya. Sebelum masuk tikungan, rem belakang lebih dulu mendapat porsi lebih besar. Tekanan pada rem depan hanya untuk mengimbangi. Komposisi jadi dibalik 40 persen rem depan dan 60 persen rem belakang. “Baru setelah beban dorongan yang diperoleh dari kecepatan motor berangsur berkurang, komposisi dibuat seimbang antara depan dan belakang,” terang pria yang baru saja melepas masa lajangnya itu.


BERHENTI DI TANJAKAN

Pengereman yang kurang tepat saat berhenti di tanjakan juga bisa bikin celaka. “Kalau mau berhenti di tanjakan, jangan cuma rem depan. Apalagi kalau bawa boncengan. Berpeluang merosot,” ingat Andi.

Maksudnya, meski roda depan ngunci, tetapi tetap akan geser ke belakang. Karena, bagian depan skubek tidak mampu menahan beban berat dari tengah ke belakang. “Paling aman. Misal tanjakan di lampu merah, tangan jangan lepas untuk pegang rem depan-belakang,” tambahnya.

Penulis/Foto : Chuenk/Herry Axl

Tren Baru Kejahatan Motor

Pelaku pencurian kendaraan bermotor (curanmor) menggunakan modus menabrak kendaraan korban lalu dibawa kabur. Irma Rismawati, 21 tahun, yang sedang melintas di Jalan Rt. 02/03 Legok Tangerang Kabupaten, tiba-tiba sepeda motornya ditabrak orang tak dikenal. Pelaku yang terdiri dari dua orang tersebut membawa kabur motor miliknya.

Saat itu, Irma Rismawati, sedang melintas di jalan tersebut menggunakan sepeda motor merek Yamaha Mio. Tiba-tiba pelaku melintas dan menabrak, lalu korbanpun terjatuh, dalam keadaan terjatuh salah satu pelaku mengeluarkan senjata tajam dan mengancam korban agar diam. Kemudian pelaku tersebut membawa kabur sepeda motor korban.

"Saya takut mas, karena mengancam saya dengan pisau," ungkapnya kepada PORKRIM, Selasa (27/4) siang.

Akibat peristiwa tersebut korban melaporkannya ke Polsek Metro Legok.

----------

Kembali lagi pelaku kejahatan dengan menggunakan modus memepet kendaraan lagi tren. Kali ini yang menjadi korban adalah, Yuhadi, 34, tahun. bersama istrinya, Minggu (5/4) dinihari. Peritistiwa tersebut terjadi di Jl. Imam Bonjol Rt. 02/04 Bojong Jaya Karawaci Tangerang dan pelaku kabur membawa motor korban.

Menurut pengakuan korban, pada saat itu korban bersama istrinya baru pulang berkunjung dari rumah kerabatnya, sesampainya di jalan tersebut pelaku merampas tas milik istrinya. Namun pelaku tidak dapat mengambilnya, kemudian pelaku memepet korban sambil meneriakan rampok kepada korban lalu korban dipukul.

Lanjutnya, pelaku mengambil sepeda motor milik korban dan membawa kabur. Tiba-tiba datang lagi teman pelaku dan langsung memukuli korban namun korban membalasnya dengan menggunakan helem dan mengenai salah satu pelaku lalu pelaku kabur dengan meninggalkan sepeda motor milik pelaku.

"Motor saya dibawa kabur, motor pelaku ditinggal kabur," katanya saat melapor di Polsek Metro Karawaci.Senin (6/4) siang.

Kasus ini sedang ditangani oleh Polsek Metro Karawaci.

--------

Seorang karyawan swasta, Budiman , 40 tahun, terpaksa melepaskan sepeda motor ketika seorang penodong mengancamnya dengan senjata api, Kamis (2/4). Peristiwa tersebut terjadi saat korban sedang dalam perjalaan pulang kerumahnya di Jl. Raya Lauwingmanggun Rt. 02/06 Cimanggis Depok.

Menurut Tatang, pada saat itu korban sedang mengendarai sepeda motor miliknya tiba-tiba dari arah belakang pelaku menyuruh korban berhenti sambil mengacam dengan menggunakan senjata api jenis pistol lalu pelaku meminta telepon selular dan dompet korban serta membawa kabur sepeda motor milik korban.

Akibat perampokan tersebut Tatang mengalami kerugian berupa 1 unit motor Yamaha Vixion Tahun 2008 No. Pol. B-6479-SOL dan telepon selular merek nokia.

Atas kejadian itu korban melaporkan peristiwa tersebut ke Polres Metro Depok.

So...hati-hati kawan n tetap waspada (gitu kata bung Napi hehehe)